Berstatus lajang atau belum menikah dan memiliki penghasilan
adalah kondisi umum pada rentang usia 20–35 tahun. Pada rentang usia tersebut,
setelah selesai sekolah atau kuliah biasanya mulai bekerja, mendapatkan
penghasilan dan lama-kelamaan mengumpulkan kekayaan. Risiko yang paling sering
dihadapi pada fase tersebut biasanya sakit yang membutuhkan rawat inap.
Ada juga risiko lain seperti kecelakaan, kebakaran aset tidak
lancar misalnya rumah, kehilangan aset karena pencurian, kerusakan kendaraan
akibat kecelakaan atau bencana alam, dan lain sebagainya. Maka seseorang yang
status lajang pun mau tidak mau diharapkan bijak mengelola risiko tersebut
dengan cara memiliki berbagai proteksi sesuai kebutuhannya.
Ada berbagai macam asuransi, diantaranya asuransi jiwa,
kesehatan, penyakit kritis, dan kecelakaan. Selain itu, terdapat pula proteksi
atas properti apabila telah memilikinya.
Sebagai seseorang yang masih lajang, inilah proteksi dalam bentuk asuransi yang bisa dipilih.
Sebagai seseorang yang masih lajang, inilah proteksi dalam bentuk asuransi yang bisa dipilih.
1. Asuransi Jiwa
Jika masih single dan tidak memiliki tanggungan, asuransi jiwa
tidak menjadi prioritas.Seseorang membutuhkan asuransi jiwa apabila ia memiliki
penghasilan dan juga tanggungan. Hal ini dikarenakan konsep dari asuransi jiwa
adalah menggantikan penghasilan yang hilang akibat kematian orang tersebut.
Dengan kata lain, asuransi jiwa bermanfaat bagi mereka yang selama ini hidup
dari penghasilan kita sehingga masih bisa melanjutkan hidup saat kita telah
tiada.
2. Asuransi Kesehatan
Proteksi ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan biaya rumah
sakit atau biaya ke dokter. Minimal proteksi kesehatan yang perlu dimiliki
adalah untuk menanggung biaya rawat inap rumah sakit. Untuk seseorang yang
bekerja di perusahaan, biasanya proteksi kesehatan ini didapatkan dari
fasilitas kantor sehingga asuransi kesehatan pribadi digunakan sebagai tambahan
jika manfaat yang didapat belum memadai. Akan tetapi, jika tidak di-cover oleh
kantor, kebutuhan akan asuransi kesehatan menjadi prioritas.
3. Asuransi Penyakit Kritis
Kita semua suka berpikir "tak mungkin terjadi pada diri
saya". Tapi berdasarkan statistik menunjukkan bahwa penyakit kritis itu
sangat nyata. Stroke, kanker, jantung adalah contoh dari penyakit kritis.
Timbulnya penyakit tersebut disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Di kota besar
gaya hidup sibuk sudah menjadi trend sehingga mengakibatkan stres. Tidak cukup
tidur karena deadline pekerjaan menimbulkan perasaan lelah dan menurunkan
stamina. Ditambah kurang olah laga. Terkena penyakit kritis sangat berdampak
pada kestabilan kondisi financial individu. Jika memiliki asuransi, maka
asuransi akan memberikan sejumlah dana saat kita membutuhkan biaya besar untuk
pengobatan.
4. Asuransi Kecelakaan
Proteksi ini memberikan manfaat uang pertanggungan jika terjadi
kondisi cacat akibat kecelakaan sehingga tidak lagi bisa bekerja. Asuransi
kecelakaan sangat dianjurkan bagi para single yang memiliki risiko pekerjaan
yang rentan terhadap terjadinya kecelakaan sampai mengakibatkan kondisi cacat.
Selain risiko pekerjaan tersebut, kegiatan rutin yang memiliki risiko
kecelakaan misalnya sering berkendara dan traveling juga menjadi pertimbangan
dalam mengambil asuransi kecelakaan.
5. Asuransi Properti
Proteksi ini dibutuhkan oleh para lajang yang telah memiliki
aset berupa properti untuk melindungi properti beserta isinya dari risiko
kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat, dan lainnya. Sangat disarankan
untuk mengambil asuransi ini atas nilai fisik dari seluruh aset properti yang
dimiliki.
So, single, selamat memilih proteksi sesuai kebutuhan!